Sumbawa (7 Juli 2025) – Banjir besar yang melanda Kota Mataram baru-baru ini menyisakan keprihatinan mendalam. Tak hanya menjadi bencana alam, peristiwa ini menjadi alarm keras bagi seluruh daerah di NTB, termasuk Kabupaten Sumbawa.
Wakil Ketua III DPRD Sumbawa, Zulfikar Demitri, SH, MH menegaskan bahwa Sumbawa harus belajar dari kejadian tersebut dan segera melakukan langkah antisipatif.
“Kita tidak boleh menunggu giliran untuk terkena bencana serupa. Saatnya Sumbawa berbenah, memperkuat sistem drainase, menjaga kelestarian lingkungan, dan mengendalikan alih fungsi lahan,” kata Fikar.
Menurutnya, perubahan iklim yang semakin ekstrem dan pembangunan yang kurang memperhatikan aspek lingkungan menjadi pemicu utama meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
“Kami mendorong Pemda untuk segera menata ulang kebijakan tata ruang, memperketat pengawasan pembangunan, serta melakukan penghijauan kembali di daerah tangkapan air,” lanjut politisi muda Nasdem ini.
Zulfikar juga menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
“Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita akan menyesal di kemudian hari. Kita ingin Sumbawa menjadi daerah yang tangguh, siap menghadapi tantangan, dan peduli terhadap keberlanjutan lingkungan,” tegasnya.
Sebagai langkah awal, ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah melibatkan semua elemen—mulai dari tokoh masyarakat, akademisi, hingga komunitas lingkungan—dalam penyusunan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Mari belajar dari Mataram, dan jadikan Sumbawa lebih siap menghadapi masa depan,” pungkasnya. (IM)
COMMENTS