SUMBAWA- Sukses dan benar-benar meriah, begitulah suasana yang tampak dalam prosesi wisuda/pelepasan 138 siswa Raudatul Athfal (RA) Al-Muhajirin.
Karena masa pandemi, prosesi wisuda yang dikoordinir oleh Ramida, S.Ag sebagai ketua panitia, dibagi dalam 5 sesi. Sesi pertama dimulai hari Sabtu dan berakhir pada Kamis (17/6).
Berbagai kegiatan dan atraksi mewarnai kegiatan akbar tahunan ini. Hebatnya lagi, seluruh jalannya acara wisuda dipandu dan diperankan langsung oleh siswa itu sendiri. Untuk MC pada wisuda kelas B-4, dipercayakan kepada Farras Alifiandra Gauzan dan Intan Setia Anindita Zulkarnain. Pembacaan doa oleh Abdul Ariqin Halim. Untuk saritilawah oleh Azkiyah Thafanah. Mereka semuanya adalah murid B4. Persembahan tari nuri dan sholawat dilakukan secara bersama-sama oleh para murid. Termasuk pembacaan puisi. Beberapa siswa melakukannya secara bergantian dalam prosesi acara. Sedangkan penyampaian kata hati wali murid diwakili oleh Ernaningsih, S.Pd.
“Wisuda itu sebagai bukti bahwa kami cukup sukses. Kami beri tugas masing masing. Kami sesuaikan dengan kemampuan anak. Mulai dari MC, membaca puisi, tarian dan sejumlah atraksi lainnya,” ungkap Pembina RA Al-Muhajirin Dra. Suryani di sela-sela kegiatan wisuda.
Melalui kesempatan itu pula ia ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak ragu lagi memberikan kepercayaan kepada sekolah agama sebagai tempat anak mereka dididik.
Hal ini disampaikan, lantaran ia meyakini bahwa ada orang tua yang malu menyekolahkan anaknya di RA lantaran dianggap kurang bonavid.
“Kami jawab anggapan ini dengan inovasi. Alhamdulillah sejak 1994 kami berdiri, kami terus berinovasi memperbaiki diri agar masyarakat terus memberikan kepercayaan,” jelas Suryani, yang saat ini juga menjabat sebagai Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Sumbawa itu kepada wartawan.
Tidak hanya itu, lanjutnya. Hari-hari KBM di sekolah juga diisi dengan sholat dhuha bersama. Setiap hari besar diadakan lomba kreativitas anak berupa hafalan ayat pendek, doa, adzan, dai cilik dan serangkaian lomba lainnya. Ada juga lomba salawatan untuk orang tua. Pun manasik haji yang digelar setiap tahun.
“Insya Allah apa yang didapatkan di RA Al-Muhajirin, cukup menjadi bekal menempuh pendidikan berikutnya,” katanya. (IM)
COMMENTS