SUMBAWA- Dalam suasana yang santai dan penuh kekeluargaan Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah menggelar silaturrahmi dengan para Kepala desa se-Kabupaten Sumbawa. Kegiatan pada, Sabtu (1/8/20) yang dipusatkan di Taman Mangga Sumbawa.
Pada kesempatan ini, Gubernur Zul memberikan kesempatan kepada para Kades untuk bertatap muka dan berkoordinasi langsung dengan 37 kepala OPD lingkup Provinsi NTB yang menyertai gubernur dalam kesempatan tersebut. Para Kades bisa langsung berkoordinasi terkait persoalan yang dihadapi kepada kepala OPD terkait.
Dalam sambutannya, Gubernur menjelaskan maksud ia membawa kepala dinas dalam jumlah sangat banyak ke suatu daerah. Menurutnya tentu karena selama ini banyak kepala desa yang ke Mataram. Sehingga sekarang dibalik. Karena pimpinan OPD di provinsi bukan pimpinan OPD Mataram, tetapi pimpinan OPD NTB.
“Jadi pimpinan OPD ini, harus tahu betul desa-desa kita di mana di NTB. Karena sekali anda punya kesempatan melihat liku-liku dan lekuk NTB, kita akan berhadapan dengan fenomena yang menakjubkan. Banyak yang indah-indah,” katanya.
“Saya kira ini pengalaman baru bagi mereka. Tapi sebenarnya, kalau para kepala dinas paham dengan teori Team Building, saya bisa menilai bawahan saya itu orangnya seperti apa. Karena kata nabi, kita bisa memuji orang itu gak sembarangan. Salah satunya Anda harus punya kesempatan berjalan bersama. Karena kalau orang bersama, sifat aslinya itu kelihatan. Mana yang suka bersama, mana yang suka hilang sendiri. Itu kelihatan,” tambahnya.
Nasihatnya kepada para Kades, sering-seringlah bersama aparat desa yang lain melakukan tugas bersama. Jangan hanya di kantor. Bersama-sama akan menyatukan hati.
“Yang tadinya mau melawan kalau sering bersama sering kita ke rumahnya. Masa urusan kepala desa aja pakai demo. Apalagi mau jadi bupati, gubernur presiden. Jadi kepala desa saja ribut. Jadi, saya punya fakta kepala dinas saya yang bisa bekerjasama itu siapa. Yang sering ngilang tidur sendiri siapa. Itu karakter pak. Dan itu bisa kelihatan kalau kita bersama. Jadi kalau kita ada penugasan, siapa yang cocok. Karena orang kalau punya kecenderungan bersinergi bersama-sama entah bagaimanapun ia pasti suka bersama-sama. Mungkin kelihatan sederhana. Tetapi, saya punya tim nanti yang betul-betul bisa diandalkan. Karena kita sudah ngerti luar dalam. Kira-kira gitu,” ujarnya menasihati para Kades yang hadir.
Hal lainnya, gubernur meminta para Kades tidak banyak bicara, karena banyak bicara cenderung sedikit bekerja.
“Selama ini, saya capek melihat kepala desa di NTB ini rata-rata jago-jago, pintar bicara. Kita di NTB ini, banyak tokoh senang bicara, sedikit bekerja. Nah biasanya ini, yang banyak bicara banyak bertanya ini memang gak pernah kerja apa-apa di desanya. Jadi, kalau mau lihat kepala desa hebat, ya yang jarang bicara. Jadi gampang aja. Siapa yang bekerja, gak banyak ngomong,” selorohnya disambut gelak tawa para Kades.
Untuk mengedukasi para Kades, gubernur menceritakan salah satu case di Harvard University Amerika berjudul Intel in Costa Rica. Bahwa belajar di Harvard ada satu case tadi buat seluruh calon pemimpin dunia belajar tentang Intel., Intel adalah perusahaan yang sangat hebat dan luar biasa. Perusahaan besar ini tertarik untuk berinvestasi di Malaysia, Indonesia dan Thailand. Tapi yang menang akhirnya Costa Rica. Kenapa perusahaan seperti Intel tidak memilih Indonesia, Singapur atau negara ASEAN yang lain, kenapa memilih Costa Rica. Rupanya ketika bos Intel datang ke Costarica, CEO dan para pemegang sahamnya yang jemput di bandara adalah presiden Costa Rica. Mereka dijemput secara khusus. Kemudian disopirin sendiri dan diantar kemana-mana langsung oleh presidennya. Dan ketika mau diputuskan, dimana Intel akan berinvestasi. Maka CEO Intel memilih Costa Rica yang walupun tidak semenarik Thailand, Indonesia, dan Singapur.
“Jadi dia berinvestasi bukan karena alasan-alasan yang rasional, tapi lebih karena alasan emosional. Di sini, Jangankan jadi bupati, jadi kepala desa aja sudah gak mau jemput orang. Kenapa banyak yang gagal, karena kita jarang memanusiakan manusia. Jangan kira karena kalian pintar bicara kemudian mereka akan membantu,” pesan gubernur.
Kisah serupa juga terjadi di Dompu Kata gubernur. Ada seorang Kades di Dompu, dimana semua proyek provinsi dia dapat. Hanya karena sering ke Mataram membawa susu kuda liar. Cerita ini bukan mengajarkan untuk harus menyuap, atau harus membawa hadiah atau sesuatu, tetapi memanusiakan itu penting dan dengan kata-kata yang baik.
“Kita sudah biasa belajar terbang karena belajar dari burung. Bisa berenang dan menyelam karena belajar dari ikan. Dan tugas yang berat dan utama yakni belajar jadi manusia,” katanya mengutip salah seorang Filsuf dunia. (IM)
COMMENTS