SUMBAWA (3 Juli 2025) — Pemerintah Kabupaten Sumbawa bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB menggelar rapat koordinasi terkait pengelolaan Taman Nasional Moyo Satonda (TNMS) di ruang rapat Bappeda Sumbawa, Kamis 3 Juli 2025.
Pertemuan ini sebagai upaya optimalisasi kawasan konservasi sekaligus pengembangan destinasi ekowisata kelas dunia di Kabupaten Sumbawa.
Kepala BKSDA NTB, Budi Kurniawan, menyebutkan bahwa TNMS menjadi salah satu kawasan konservasi strategis di NTB, selain Semongkat dan Pulau Panjang.
“Kami mulai intensif mengelola kawasan ini sejak berakhirnya izin wisata alam Moyo Abadi pada 2022, dengan pendekatan berbasis spesies dan mata pencaharian masyarakat,” ujarnya.
TNMS mencakup total luas 31.200,15 hektare, terdiri dari Pulau Moyo seluas 28.600,15 hektare dan Pulau Satonda seluas 2.600 hektare. Kawasan ini akan dibagi dalam beberapa zonasi, yaitu zona inti, zona rimba, zona rehabilitasi, zona pemanfaatan tradisional laut untuk nelayan, dan zona pemanfaatan wisata.
Menurut Budi, rehabilitasi ekosistem menjadi prioritas, mengingat kawasan hutan di sekitar Air Terjun Mata Jitu sudah mulai terancam pembabatan, bahkan telah mencapai 15 persen. “Kita mulai akomodir dan tanggulangi lewat regulasi yang ketat, termasuk pelarangan pembukaan ladang baru,” tegasnya.
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., dalam arahannya menyampaikan keprihatinan atas maraknya alih fungsi hutan untuk ladang jagung. “Saya ingin ke depan tidak boleh ada lagi yang menebang pohon sembarangan. Kalau dibiarkan, dalam 10 tahun Sumbawa bisa menjadi daerah yang gersang,” tegasnya.
TNMS memiliki kekayaan biodiversitas yang tinggi, meliputi 10 jenis mamalia, 16 jenis reptil, 52 jenis burung, 233 jenis flora, 230 jenis ikan, dan 46 jenis terumbu karang. Kawasan ini juga menjadi habitat bagi spesies langka dan dilindungi seperti Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea occidentalis), Elang Flores (Nisaetus floris), Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Stromatolites.
Kepala Bappeda Sumbawa, Adi Nusantara, menyatakan bahwa Pemda telah memasukkan hasil analisis BKSDA ke dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa. Ia juga mengusulkan pembangunan pelabuhan khusus seperti di kawasan Taman Nasional Komodo untuk mendukung akses wisatawan dan logistik ke TNMS.
BKSDA NTB menegaskan visinya dalam pengelolaan TNMS, yakni “Keberlanjutan sumber daya alam hayati dan ekosistem melalui pengembangan destinasi ekowisata bertaraf internasional yang menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.” Mereka berharap pemerintah daerah mendukung pembangunan infrastruktur, termasuk kantor dan sumber daya pengelolaan yang memadai. (IM)
COMMENTS