HomePolitik

Andi Rusni Soroti Krisis Obat di Dikes Sumbawa

Andi Rusni Soroti  Krisis Obat di Dikes Sumbawa

Bang Zul Apresiasi Musisi Sumbawa
Paripurna 4 DPRD Sumbawa, Banggar Sampaikan Laporan
NWDI Bima Tegak Lurus Dukung Rohmi-Firin, bukan Zul-Uhel

SUMBAWA– Keprihatinan mendalam disampaikan oleh Anggota DPRD Sumbawa, Andi Rusni, melalui sebuah postingan di akun Facebook-nya. Dalam unggahannya, ia memperingatkan adanya krisis obat di Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa yang dapat berakibat fatal bagi masyarakat.

Pada hari Jumat, 7 Maret 2025, ia bersama beberapa rekan anggota DPRD, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK) Dikes Sumbawa setelah menerima keluhan dari warga terkait kekosongan stok obat-obatan di beberapa puskesmas. Hasil sidak tersebut menunjukkan kebenaran informasi yang diterima, dimana banyak obat-obatan yang kosong meskipun pihak IFK telah mengajukan permintaan obat kepada PPK sejak bulan Februari 2025. Namun, hingga saat ini obat tersebut belum dipesan karena kendala pada sistem pembelian dengan Ecatalog Versi 6.

Andi Rusni menegaskan bahwa kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan obat untuk pengobatan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak tersedia di apotek swasta. Ia menambahkan, seharusnya Dikes bisa melakukan pemesanan obat secara offline mengingat situasi darurat ini. Pasalnya, selain kekurangan obat untuk ODGJ, beberapa obat penting lainnya seperti obat tetanus dan paracetamol sirup juga dilaporkan kosong.

“Tidak mungkin kita melarang orang jangan sakit, karena belum ada obat. Obat-obatan untuk ODGJ tidak dijual bebas di apotek swasta,” tulisnya.

Lebih lanjut, Andi mengungkapkan bahwa meskipun anggaran untuk obat-obatan di Dikes Sumbawa tersedia, yakni Rp 6,8 miliar, krisis obat ini tetap terjadi.

“Sekarang Dikes Mau mengadakan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis saja tidak bisa karena tidak ada obat-obatan alias banyak Obat yang Kosong di IFK Dikes Sumbawa padahal dana tersedia Rp.6,8 Miliar, Apalagi mau distribusi obat ke puskesmas, mana bisa karena Stok Obat tidak ada. Parah. Dikes Sumbawa sepertinya mengalami distrust dari Perusahaan Penyedia Obat,” lanjutnya.

Jika dikatakan dana tidak cukup katanya, mestinya lucu dan tidak logis sebab dana dari DBHCHT tersedia Rp.2,8 Miliar dan DAK Rp.4 Miliar. Artinya hanya kurang Rp.1,1 Miliar dari Rencana Obat Tahun 2025 sebesar Rp.7,9 miliar. Anggaran 7,9 miliar itu direncanakan untuk stock obat selama 18 bulan, logikanya jika dana hanya tersedia Rp. 6,8 Miliar maka sediakan aja secukupnya, misalnya untuk 14 bulan atau bahkan 12 bulan saja.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, Dana untuk obat-obatan di Dikes pernah hanya tersedia di angka 2,5 sampai 3 miliar setiap tahun namun obat tidak pernah KOSONG,” tandasnya.

Lanjut Andis, jika pemerintah abai dengan hal ini maka akan semakin banyak orang gila di Sumbawa ini berkeliaran di jalan-jalan karena Obat untuk ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) KOSONG sudah beberapa bulan. Begitu juga dengan obat tetanus dan OBAT PARACETAMOL SYRUP JUGA KOSONG di beberapa Puskesmas sebab DROPING OBAT DARI DIKES TDK BISA.(IM)

Spread the love

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!