Sukses tidaknya sebuah program tidak hanya ditentukan oleh bagus tidaknya rancangan program itu. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah implementasi serta pengawasan dalam pelaksanaannya. Termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digulirkan pemerintah melalui lembaga perbankan.
Zulkarnain-Sumbawa
Di Kabupatem Sumbawa, Bank Rakyat Indonesia (BRI) tampaknya menjadi Bank yang sangat serius menyukseskan program KUR. Ditambah dengan keberadaan kantor unit yang hampir tersedia disetiap kecamatan. Realisasi KURnya juga cukup banyak. Di BRI Unit Empang misalnya, angka penyaluran KUR tahun ini mencapai Rp 100 miliar lebih. Dana itu tersalur ke petani, peternak, nelayan, pedagang hingga berbagai UMKM lainnya di wilayah Kecamatan Empang dan Tarano.
Komitmen BRI menyukseskan program KUR ini setiap tahunnya tidak main-main. Tidak sebatas memberikan pinjaman modal, kemudian menunggu angsuran setiap bulan atau musiman sesuai kesepakatannya. Namun, berbagai proteksi lain juga terus dilakukan. Salah satunya dengan mengatur pola pencairan kredit nasabah. Khususnya di bidang pertanian. Pencairan sengaja dilakukan bertahap. Pencairan tahap pertama bisa digunakan petani untuk pembelian pupuk, bibit dan sebagian untuk persiapan pembersihan lahan. Sisanya saat tanam. Pola ini ternyata sangat mendidik dan membantu petani. Terutama dalam mengontrol penggunaan modal usahanya. Selain memang secara tidak langsung sebagai upaya pihak bank menekan angka kredit macet. Karena bisa saja, ada yang justru mengutamakan membeli kebutuhan lain daripada kebutuhan pertaniannya. Padahal, tambahan modal itu diberikan untuk tambahan modal pertanian. Bukan untuk beli sepeda motor ataupun kebutuhan lainnya di luar pertanian.
“Pola seperti itu, sangat membantu kami petani. Secara tidak langsung penggunaan modal usaha kami terkontrol. Kalau ada pihak pihak yang menganggap pola seperti itu salah, patut dipertanyakan niatnya. Atau mungkin karena memang bukan petani,” tegas Endra, petani jagung yang tercatat sebagai anggota kelompok tani Bage Manis Desa Ongko.
Menurutnya, pola yang dilakukan pihak BRI sudah sangat bagus. Apalagi itu juga sesuai dengan prosedur yang ada.
“Dan yang paling penting kami petani tidak ada yang keberatan. Kami justru merasa terbantu. Bahkan khusus di Ongko, masyarakat kami berterimakasih kepada BRI,” tegas ketua BPD Desa Ongko yang sudah lima tahun menjadi nasabah KUR BRI Unit Empang ini.
Hal senada disampaikam Awaluddin. Ketua Kelompok Tani Jagung Saling Beme 1, Dusun Kunil, Desa Pidang, Kecamatan Tarano. Menurutnya, kebijakan itu secara tidak langsung menjadi pelajaran bisnis yang sangat baik bagi petani.
Bahkan, pola itu diakui cukup berhasil. Pinjaman KUR tidak sia-sia dan hasilnya sesuai harapan. Sebagian besar nasabah KUR, sukses. Kreditnya tidak macet.
“Jadi sangat mustahil ada yang mempersoalkan. Petani justru merasa nyaman,” katanya. (*)
COMMENTS