SUMBAWA- Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Empang dan Tarano meminta jangan ada pihak yang merperkeruh hubungan baik antara petani dengan perbankan. Khususnya dengan BRI di Wilayah Empang. Apalagi sampai memainkan isu-isu yang dipertanyakan kebenarannya dan mengatasnamakan petani wilayah Empang-Tarano.
“Siapa saja, jangan sembarang bawa atas nama petani. Karena itu tidak benar. Kalaupun ada, silahkan langsung sampaikan. Karena kami sebagai petani merasa terganggu” tegas Sekdes Ongko, Kaharuddin.
Khusus di Ongko, ketua kelompok tani bukit barisan dengan anggota 32 orang itu memastikan kerjasama antara petani dengan pihak perbankan sudah berjalan sangat baik. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan ke petani benar-benar sangat membatu petani.
“Kami sangat terbantu dengan adanya KUR,” kata Petani Jagung yang sudah mengelolah dana KUR selama delapan tahun terakhi ini kepada wartawan.
Terkait pencairan pinjaman bertahap untuk usaha pertanian, sebagai petani dia mengaku sangat terbantu. Karena secara tidak langsung dibantu dalam manajemen keuangan. Karena bisa saja, petani khilaf menggunakan dana KUR yang diberikan itu tidak sesuai kebutuhannya. Sesuai dengan permohonan di awal pengajuan pinjaman.
“Heran aja kalau ada yang menyebutkan kami diarahkan ke pengusaha tertentu untuk membeli kebutuhan pertanian. Tentu kami akan keberatan bila diarahkan. Kami akan pilih dimana yang murah. Apalagi kalau pupuk. Kita ambil di pengecer sesuai tempat RDKK kami. Jadi tidak mungkin bisa diarahkan,” tegasnya.
Katanya, fakta di lapangan justru sebaliknya. Pihak perbankan malah banyak membantu. Termasuk mengingatkan petani agar membeli kebutuhan pertanian. Jangan mengutamakan yang konsumtif sebelum kebutuhan pertanian tercukupi.
“Kami minta jangan bawa nama petani,” katanya.
Pernyataan Sekdes Ongko ini diperkuat Ketua BPD Ongko, Endra. Petani jagung yang sudah 5 tahun mengelolah dana KUR ini juga heran dengan adanya informasi bahwa petani diarahkan untuk belanja, keberatan dengan pencairan bertahap dan lainnya. Padahal katanya, fakta di lapangan, khususnya di Ongko, dia memastikan tidak ada persoalan. Dan tidak ada hal seperti ini yang beredar di petani.
“Khusus di Ongko misalnya, kalau ada masalah selalu disampaikan ke pemerintah desa dan kami. Nah, sampai saat ini tidak persoalan. Makanya kami tidak setuju ada yang sembarangan bawa nama petani. Biar tidak menjadi persoalan di kami petani, disebutkan saja petani yang mana,” tegas Endra.
Hal sama terjadi di wilayah Desa Pidang Kecamatan Tarano.
“Kami sangat keberatan nama petani dicatut dan dibawa-bawa, karena kenyataannya tidak ada nasabah KUR BRI di Unit Empang yang mengeluhkan soal penyaluran KUR maupun kebijakan yang diambil BRI terkait KUR. Di Pidang, kami merasa tidak ada masalah. Tidak ada intervensi atau apapun namanya” tegas Awaluddin, Ketua Ketua Kelompok Tani Jagung Saling Beme 1, Dusun Kunil, Desa Pidang, Kecamatan Tarano, Jumat (24/12).
Dia berharap, agar tidak mudah mencatut nama petani. Apalagi bila itu digunakan justru untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
“Kami kaget dan heran saat melihat dan membaca di media sosial Facebook. Katanya petani Empang dan Tarano mengeluh dan tidak setuju dengan penyaluran KUR di BRI unit Empang. Sementara kami sendiri tidak pernah mengeluhkan soal KUR ataupun pelayanan di BRI Unit Empang. Ini tentu merugikan kami petani yang selama ini sudah bermitra sangat baik dengan BRI,” timpal Idhamsyah HS, Ketua Kelompok Tani Lenang Rea 2, Desa Gapit, Kecamatan Empang.
Selama ini keberadaan KUR diakui justru sangat membantu para petani. Selain prosesnya mudah, pinjaman bunganya nyaris nol persen. Bahkan banyak dari mereka yang telah terbebas dari jeratan rentenir. (IM)
COMMENTS