HomePemerintahan

Lima Prioritas Pemerintah Bangun Ketangguhan Bencana Berbasis Kolaborasi

Lima Prioritas Pemerintah Bangun Ketangguhan Bencana Berbasis Kolaborasi

Pasar Bayangan di Empang, Pol PP Siap Bertindak
Buka Turnamen Bola Voli Batulanteh Cup, Bupati Ingin Olahraga Ini Berkembang di Sumbawa
Mitigasi Bencana, BPBD Imbau Pendirian TPS Jauh dari Bantaran Kali

SUMBAWA (11 Juni 2025 )- Wakil Bupati Sumbawa Drs H Mohamad Ansori menegaskan komitmen daerah dalam membangun ketangguhan bencana melalui lima pilar utama Program SIAP SIAGA 2025. Peluncuran program ini menandai babak baru pengelolaan risiko bencana berbasis kolaborasi di wilayah rawan bencana.

Lima Pilar Strategis

Dalam kepada media ini, Wabup Haji Ansori menjelaskan secara rinci 5 prioritas utama strategi program SIAP SIAGA 2025 yang akan diimplementasikan dalam membangun ketahanan bencana di kabupaten sumbawa, diantaranya :

Pertama. Sistem Manajemen Inklusif. “Kami akan bangun sistem yang melibatkan semua kelompok, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas dalam perencanaan kebencanaan,” tegas Wabup Ansori.

Kedua, Kapasitas Tanggap Darurat “Pemkab akan meningkatkan kemampuan teknis tim reaksi cepat dengan pelatihan intensif dan simulasi rutin,” jelasnya.

Ketiga, Sinergi Multipihak. “Tidak ada lagi ego sektoral. Semua OPD dan mitra lokal harus bergerak bersama,” imbuhnya.

Keempat, Replikasi Praktik Baik. “Kecamatan Moyo Utara dipilih sebagai pilot project dengan pendekatan berbasis kearifan lokal,” beber Wabup Ansori.

Kelima, Penyelarasan Program. “Setiap OPD diwajibkan mengalokasikan anggaran dan kegiatan yang sejalan dengan agenda SIAP SIAGA,” ungkap Wabup.

Selain itu, Wabup Ansori juga menekankan pentingnya perubahan paradigma mendasar: Dari responsif ke preventif – Dari sentralistik ke desentralisasi dan Dari parsial ke kolaboratif.

“Kami targetkan penurunan 30% korban bencana dalam tiga tahun ke depan melalui pendekatan baru ini,” ujar Haji Ansori.

Menurut Wabup, program ini didukung penuh oleh: Pemerintah Australia melalui pendanaan teknis. Kemudian BNPB sebagai mitra strategis. Akademisi untuk pendampingan ilmiah. Dan LSM lokal untuk pendekatan komunitas.

Sementara untuk tantangan ke depan, Wabup Ansori mengakui beberapa kendala yang dihadapi, yakni : Keterbatasan SDM terlatih. Infrastruktur pendukung yang belum memadai. Dan perubahan iklim yang semakin ekstrem.

“Optimisme harus tetap kita bangun dan justru karena tantangan inilah kolaborasi kita harus lebih erat,” pungkasnya. (IM)

Spread the love

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!