SUMBAWA – Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat, terutama bagi ibu hamil yang tinggal di daerah sulit dijangkau transportasi karena infrastruktur yang belum memadai, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa akan menerapkan konsep Rumah Tunggu sebagai solusi bagi ibu-ibu yang akan melahirkan, khususnya yang berasal dari daerah terpencil.
“Untuk mengatasi permasalahan ibu hamil yang akan melahirkan di daerah terpencil, Dinas Kesehatan Sumbawa akan menerapkan konsep Rumah Tunggu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa, Junaedi, A.Pt., M.Si., kepada wartawan, Kamis (30/01/2025), saat mendampingi Bupati meresmikan Labkesmas.
Kadis Junaedi menjelaskan, permasalahan yang dihadapi oleh ibu-ibu di daerah yang sulit dijangkau, seperti warga Dusun Matemega yang sempat viral beberapa waktu lalu, menjadi perhatian serius ke depan.
“Kami berupaya agar kejadian serupa yang dialami warga Dusun Matemega, Desa Marente, tidak terulang lagi. Dengan adanya konsep Rumah Tunggu ini, kami yakin masalah tersebut dapat diselesaikan,” ungkapnya.
Menurut Kadis Junaedi, meskipun di wilayah tersebut telah terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan tenaga bidan, persalinan tidak dapat dilakukan di Pustu karena keterbatasan fasilitas. Ibu hamil harus dirujuk ke Puskesmas dengan fasilitas medis yang lebih memadai.
“Proses persalinan tidak bisa ditangani di Pustu meskipun ada bidan, karena fasilitas terbatas. Ibu hamil harus dirujuk ke Puskesmas yang memiliki fasilitas medis lengkap,” jelasnya.
Sebagai solusi, Dinas Kesehatan mengusulkan pembangunan Rumah Tunggu untuk ibu-ibu yang berada di daerah terpencil. Rumah Tunggu ini akan menjadi tempat inap sementara bagi ibu yang diperkirakan akan melahirkan dalam beberapa hari ke depan, dengan pengawasan langsung dari tenaga medis. Ketika waktu melahirkan tiba, ibu hamil akan segera dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Selama ini, banyak ibu hamil di daerah terpencil baru dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit setelah mengalami kontraksi, yang tentu saja menyulitkan mereka, terutama jika tinggal di wilayah dengan akses jalan yang ekstrem dan jarak tempuh yang jauh.
“Konsep Rumah Tunggu ini pernah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan di Kabupaten Sumbawa, namun tidak diketahui alasan penghentiannya. Kami berharap konsep ini dapat diterapkan kembali, sebagai solusi yang baik dan efektif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau atau jauh dari fasilitas kesehatan,” tandasnya.
Ia berharap penerapan konsep Rumah Tunggu ini dapat terwujud dengan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat. (IM)
COMMENTS