HomeSosial

Tangkal Abrasi dan Rob, 2.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Penyaring

Tangkal Abrasi dan Rob, 2.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Penyaring

Bupati Tanam Mangrove di Bungin
Lestarikan Alam dan Mitigasi Bencana, Kapolres Pimpin Penanaman Mangrove di Desa Rhee
Kampanye Lingkungan Hidup, Pjs Bupati Sumbawa Pimpin Penanaman 4.000 Mangrove

SUMBAWA BESAR (9 Desember 2025) – Sebanyak 2.000 bibit mangrove ditanam di kawasan pesisir pantai Nanga Sira, Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Selasa (9/12/2025). Kegiatan ini merupakan kolaborasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sumbawa dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan dukungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa.

Aksi penanaman mangrove ini menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana berbasis ekosistem untuk melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi, gelombang pasang, rob, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir.

Bupati Sumbawa yang diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik H. Agus Mustamin, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya menegaskan kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni, tetapi langkah nyata untuk membangun ketahanan lingkungan jangka panjang.

“Beberapa tahun terakhir, kita semua menyaksikan bagaimana perubahan iklim, peningkatan abrasi, rob, dan kerusakan pesisir mulai terasa. Gelombang lebih tinggi, garis pantai makin tergerus, dan musim tidak bisa ditebak,” ujarnya.

Ia menyebut mangrove sebagai “pohon kecil dengan peran besar.

“Mangrove adalah benteng alami yang meredam gelombang, penahan abrasi, penyaring sedimen, habitat ikan, kepiting, burung, sekaligus penyimpan karbon empat sampai lima kali lebih besar dibandingkan tanaman daratan,” terang Agus Mustamin.

Menurutnya, penanaman 2.000 bibit ini adalah investasi masa depan yang harus dijaga dan dirawat secara berkelanjutan.

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, melalui kegiatan ini, menegaskan komitmennya untuk terus mendorong program lingkungan berbasis edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kita tidak hanya menanam, tetapi juga merawatnya. Kami berharap kawasan mangrove Nanga Sira dapat menjadi laboratorium alam bagi generasi muda, ruang konservasi, pusat edukasi, dan potensi wisata berkelanjutan,” kata Agus Mustamin.

Gerakan penanaman mangrove diyakini akan mengurangi dampak abrasi pantai, meredam gelombang pasang, meningkatkan kualitas lingkungan pesisir, memperbaiki ekosistem perikanan lokal, dan menyimpan karbon sebagai mitigasi perubahan iklim.

Sebelumnya, Ketua FPRB Kabupaten Sumbawa yang diwakili Wakil Ketua 1, Zainuddin, SH., menyampaikan bahwa kawasan pesisir merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap berbagai bencana.

“Kita tidak dapat menghadapi tantangan ini dengan pendekatan struktural semata. Kita membutuhkan langkah adaptif, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” katanya.

Ia menegaskan kegiatan tersebut merupakan wujud nyata dari kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, relawan, dan lembaga kemanusiaan.

“Mangrove bukan hanya tanaman pesisir, mangrove adalah benteng alami kita. Akar menahan abrasi, batang meredam gelombang, dan ekosistemnya menjaga keanekaragaman hayati,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto, menjelaskan bahwa kegiatan Aksi Mitigasi Vegetasi Berbasis Ekosistem merupakan bagian dari program ketangguhan desa yang dilaksanakan MDMC bersama Program Siap Siaga, hibah dari Pemerintah Australia.

“Kegiatan ini merupakan kolaborasi multipihak dalam upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kegiatan mitigasi vegetasi ini tidak berhenti pada penanaman, tetapi juga termasuk memastikan pertumbuhan bibit melalui metode pola asuh.

Pola asuh tersebut akan dilakukan oleh kelompok perempuan penjaga lingkungan dari lima desa paparan program—Pungkit, Sebewe, Barutahan, Songkar, dan Penyaring di bawah arahan Pimpinan Aisyiyah Kabupaten Sumbawa.

“Harapan besar kami, kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas komunitas, memperkuat lembaga desa, dan membangun pelestarian alam untuk ketangguhan menghadapi dampak perubahan iklim di masa depan,” tegas Indrayanto. (IM)

Spread the love

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: