SUMBAWA, (31 Oktober 2025)- Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa terus memperkuat berbagai program intervensi untuk menekan angka stunting. Plh Kepala Dikes Sumbawa, Nur Atika, mengatakan bahwa upaya dilakukan tidak hanya pada balita, tetapi dimulai sejak remaja putri dan masa kehamilan.
Menurutnya, pencegahan stunting harus dimulai dari hulu, yaitu dengan memastikan remaja putri bebas anemia dan ibu hamil memiliki gizi yang baik. Dikes Sumbawa memiliki program unggulan bernama “AREMA Bersemi” (Anak Remaja Bebas Anemia). Program ini mendorong remaja putri untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah minimal satu tablet per minggu dan mengonsumsi makanan tinggi zat besi seperti sayuran hijau, daging, dan hati.
“Kalau remaja putri anemia, nanti saat hamil mereka rentan melahirkan anak stunting. Jadi, sejak remaja harus dibiasakan minum tablet tambah darah dan makan makanan tinggi zat besi,” jelas Nur Atika.
Untuk ibu hamil, Dikes Sumbawa juga menggalakkan konsumsi 120 tablet tambah darah selama masa kehamilan, disertai anjuran pemeriksaan kehamilan minimal enam kali. “Idealnya ibu hamil periksa sekali di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan tiga kali di trimester ketiga. Minimal dua kali harus bertemu dokter,” paparnya.
Program tersebut dikemas dalam konsep “A, B, C, D, E”, yaitu:
A (Aktif) minum tablet tambah darah,
B (Bumil) rutin periksa kehamilan,
C (Cukup) konsumsi protein hewani,
D (Datang) ke posyandu setiap bulan, dan
E (Eksklusif) ASI enam bulan pertama.
Nur Atika menjelaskan, protein hewani menjadi kunci utama dalam pertumbuhan anak. “Protein paling murah dan mudah didapat di Sumbawa adalah telur. Minimal dua butir telur sehari untuk anak balita, ditambah ikan atau daging jika memungkinkan,” ujarnya.
Selain asupan gizi, pola makan seimbang juga harus diperhatikan. Dikes Sumbawa kini mendorong masyarakat meninggalkan konsep lama “empat sehat lima sempurna” dan beralih pada konsep gizi seimbang.
“Dalam satu piring, sepertiga bagian adalah makanan pokok, sepertiga sayur, dan sepertiga lagi lauk serta buah. Jadi nasi tidak boleh lebih banyak dari sayur, dan lauk harus seimbang dengan buah,” jelasnya.
Sebagai inovasi untuk meningkatkan minat konsumsi sayur, Dikes Sumbawa juga memperkenalkan jus kelor nanas untuk remaja putri. “Kelor sangat kaya zat besi, tapi banyak yang tidak suka rasanya. Jadi kami olah menjadi jus kelor nanas agar lebih enak diminum. Ini juga bagus untuk pencegahan anemia,” ungkapnya.
Nur Atika berharap seluruh masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan keluarga. “Pencegahan stunting bisa dimulai dari rumah. Makan bergizi, minum air matang, datang ke posyandu tiap bulan, dan berikan ASI eksklusif. Kalau semua itu dilakukan, anak-anak Sumbawa bisa tumbuh sehat dan cerdas,” tutupnya. (IM)


COMMENTS