SUMBAWA – Dalam debat calon bupati dan wakil bupati Sumbawa 2024, isu ketersediaan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan menjadi topik hangat.
Dalam pernyataannya, Paslon Nomor Urut 2 Ir. Syarafuddin Jarot dan Drs. H. Mohamad Ansori (Jarot-Ansori) calon bupati menegaskan bahwa masalah kekeringan adalah masalah kronis yang harus segera dituntaskan. Karenanya keduanya siap memberikan solusi konkret dengan menghadirkan sumur-sumur bor sebagai opsi paling ideal, dan menambahkan bahwa pemanfaatan air laut bisa menjadi solusi terakhir jika keadaan semakin mendesak.
Kemudian Paslon Mo-BJS mengungkapkan bahwa terdapat 25 desa di Sumbawa yang mengalami kekeringan. Paslon ini menyampaikan solusi jangka pendek yang telah diambil adalah penyaluran air bersih, sedangkan untuk jangka panjang, adalah dengan melestarikan hutan dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Persoalan kekeringan ini memang masalah kompleks,” tambah H. Mo.
Sementara menurut Novi-Talif, adanya alat deteksi air tanah yang bisa membantu menentukan lokasi sumur yang optimal, baik dangkal maupun dalam. Keduanya sepakat bahwa menjaga hutan adalah langkah jangka panjang yang perlu dilakukan.
Sedangkan Paslon nomor urut 3 Rafiq-Sahril menekankan pentingnya proteksi terhadap kekeringan dengan menyiapkan embung kecil dan sumur bor. Mereka juga mengusulkan program tanam pohon di area hutan gundul sebagai upaya jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.
Menanggapi berbagai solusi yang diajukan, BJS menekankan bahwa penggunaan sumur bor, bendung, dan cek dam sebagai solusi jangka pendek harus dilakukan dengan hati-hati.
“Kita harus mampu mengidentifikasi dampaknya, karena jika terlalu banyak sumur bor, justru akan mengeringkan daerah kita,” ujar BJS. (IM)
COMMENTS