SUMBAWA- Ratusan warga di dua desa Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat bantuan air bersih sebanyak 30.000 liter dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kondisi kemarau membuat dua desa di wilayah utara ini mengalami krisis air bersih.
Berdasarkan pantauan di Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara dan Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir mobil BPBD menyalurkan air bersih kepada ratusan warga sebanyak 30.000 liter.
Warga setempat Saparuddin mengucapkan terima kasih atas bantuan air bersih dari BPBD Sumbawa.
Menurut Sapar sapaan akrabnya untung ada BPBD yang membantu kita. Karena pada musim kemarau seperti ini air PDAM debitnya kecil dan sering macet.
“Kadang kami sulit dapatkan air PDAM karena debit kecil pada musim kemarau. Dan untung ada BPBD Sumbawa yang membantu para warga,” keluhnya.
Selain itu juga tambah Sapar, ia berterima kasih atas kesigapan BPBD yang merespon cepat keluhan masyarakat.
“Mewakili warga, kami ucapkan terima kasih kepada BPBD membantu penyaluran air bersih kepada kami warga di desa Penyaring. Karena ini sangat membantu sekali bagi kami disaat musim kemarau, “sebutnya.
Kepala BPBD Sumbawa melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rusdianto saat dikonfirmasi Selasa (3/9/2024) mengatakan keluhan warga terkait kebutuhan air bersih dijawab pemerintah dengan penyaluran bantuan air bersih.
“Kami sudah turun mendistribusikan air bersih dengan kendaraan armada kami di Desa Poto dan Penyaring,” katanya.
Respon ini, kata dia, tidak lepas dari instruksi langsung dari Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa selalu berpesan, setiap ada keluhan masyarakat dan memungkinkan untuk diakomodir, kita harus bergerak dan merespon cepat membantu masyarakat,” tuturnya.
Berdasarkan data pemetaan sambungnya, sebanyak 33.964 jiwa dari 8.491 kepala keluarga (kk) terdiri dari 18 desa, 61 dusun dan 9 kecamatan yang terdampak dengan total kebutuhan air sebanyak 1.086.848 liter dalam kurun waktu satu bulan.
Saat ini pihaknya sudah banyak menerima permintaan dari kepala desa untuk penyaluran air bersih.
“Baru beberapa desa yang sudah mulai kami lakukan pendistribusian air bersih. Kalau untuk desa lainnya belum bisa kita lakukan karena masih menunggu anggaran,” ucap Rusdianto.
Menurutnya, krisis air bersih ini terjadi di semua zona wilayah kabupaten sumbawa seperti zona timur, barat, tengah, maupun utara.
Sebagian besar wilayah yang terdampak krisis air bersih ini adalah bagian utara yaitu desa dan dusun pesisir seperti Labuhan Ujung, Labuhan Ala, Nanga Talo, Kukin, Ai Bari, Limung, Labu Sawo, Tanjung Bila, Labuhan Terata dan lainnya.
Diakuinya, pendistribusian air bersih saat ini sifatnya sporadis sesuai dengan surat permintaan air bersih dari desa.
Hanya saja dalam penanganannya, pihaknya membutuhkan waktu yang cukup panjang karena tidak ada anggaran yang tersedia di BPBD.
“Kita sifatnya sporadis saja, karena untuk anggaran BTT tidak ada di BPBD melainkan tetap mengajukan ke pemerintah daerah (bupati) dulu baru bisa kita lakukan pendistribusian air bersih,” sebutnya.
Pemerintah juga sudah menetapkan status siaga kekeringan selama 125 hari dan darurat selama 10 hari dengan harapan dampak yang timbul bisa diminimalisir.
Terutama di wilayah yang rawan yakni di wilayah pesisir yang selalu menjadi langganan krisis air bersih setiap tahun.
“SK siaga dan darurat kekeringan sudah kami keluarkan, jika kondisinya semakin parah maka status tanggap juga akan diperpanjang nanti sesuai kondisi dilapangan,” ujarnya.
Rusdianto menekankan kepada masyarakat jika terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih agar segera berkoordinasi dengan BPBD melalui pemerintah desa maupun kecamatan agar bantuan air bersih dapat disalurkan secepatnya.
Guna menjaga kelangsungan hidup masyarakat di tengah kondisi tersebut, perlu mengupayakan pembiayaan dan menciptakan sanitasi yang aman dan tangguh krisis iklim seperti kekeringan. (IM)
COMMENTS