SUMBAWA- Wakil Bupati Sumbawa Hj. Dewi Noviany, S.Pd., M.Pd. menyampaikan Musyawarah Daerah (Musda) ke-IX MUI Kabupaten Sumbawa merupakan sebuah peristiwa penting dalam perjalanan masyarakat beragama di Kabupaten Sumbawa.
Musda ini menurutnya menjadi momen yang berharga untuk bersama-sama merenungkan kembali pesan-pesan suci dalam agama Islam dan berbagai pemikiran tentang bagaimana bisa meningkatkan kualitas kehidupan beragama di daerah ini.
Hal itu disampaikan Wabup ketika secara resmi menutup acara Musda ke- IX MUI Kabupaten Sumbawa, yang berlangsung di Aula Sumbawa Grand Hotel, Sabtu, (10/9).
Kabupaten Sumbawa seperti halnya banyak daerah lainnya, menghadapi berbagai dinamika yang kompleks. Oleh karena itu Wabup mengajak semua untuk bekerjasama dalam semangat gotong royong untuk menjawab berbagai tantangan ini dengan bijak dan penuh kesabaran.
“Dalam konteks yang lebih luas keberadaan ulama dewasa ini semakin diharapkan dapat memaksimalkan peran dan fungsinya di tengah arus perubahan yang sangat deras yang identik dengan kehidupan hedonis dan materialistik maka para ulama hendaknya lebih diperluas ulama tidak saja berdiri di garis terdepan dalam mengokohkan sendi-sendi moral, etika dan spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara lebih dari itu ulama diharapkan mampu mencerahkan dan mencerdaskan umat,” harapnya.
Di kalangan internal umat Islam sendiri lanjutnya tidak luput dari sedikit banyak gejala perpecahan ataupun konflik hal ini menunjukkan yang nyatanya bahwasanya Islam sebagai ajaran pun terdapat beragam perbedaan, tanpa alat pemersatu niscaya Islam akan tercerai berai Oleh karena itu MUI mesti menjadi wadah ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah yang sesungguhnya.
Wakil bupati berharap semoga melalui momentum Musda ini MUI kabupaten Sumbawa senantiasa Istiqomah untuk bersinergi dengan pemerintah serta melahirkan program-program kerja yang berkualitas dalam rangka revitalisasi peran ulama dalam mendukung pembangunan.
Dalam sambutannya Ketua Panitia Musda Revi S mengatakan, setelah melalui empat sidang pleno yang terakhir itu sidang pleno memilih Ketua Umum periode tahun 2023-2028.
Sebelumnya, jelas Revi, diawali dengan memilih 9 formatur, 9 formatur ini terdiri dari 1 unsur Dewan Pertimbangan MUI, 2 pengurus periode 2018-2023, 2 dari unsur panitia dan 4 berasal dari perwakilan Kecamatan se Kabupaten Sumbawa, yang terbagi dari 4 zona barat, tengah, timur dan selatan. 9 orang inilah yang bermusyawarah untuk memutuskan ketua umum terpilih 2023 sampai 2028.
“Sebelum formatur bermusyawarah, lanjutnya, peserta dari Kecamatan dan perwakilan Kabupaten memberikan usulan kepada formatur siapa-siapa calonnya, tapi dugaan saya sepertinya usulan-usulan itu dari Kecamatan beserta Musda semua mengarah kepada Ustad Sukri, sehingga diformatur aklamasi memilih Ustad Sukri Rahmat S.Ag jadi keputusannya secara aklamasi,” ungkapnya.(IM)
COMMENTS