SUMBAWA- Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sumbawa terus memaksimalkan keterlibatan pemerintah desa dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Melalui intervensi Program Desa Bersinar (Bersih Narkoba), BNNK Sumbawa terus memaksimalkan keterlibatan desa dengan menambah jumlah desa yang disasar program unggulan ini.
Kepala BNNK Sumbawa, AKBP Hurri Nugroho SH.MH. Didampingi Kasi P2M Nursyafruddin AMd dan Ellyah Andriany, SKM Kasi Rehabilitasi menyebut sejauh ini sudah ada sekitar 31 desa yang disasar program Desa Bersinar. Termasuk di antaranya 24 desa dan 7 kelurahan yang ditetapkan Bupati melalui Surat Keputusannya Nomor 114 Tahun 2023.
“ Tahun 2024 kita mengusulkan agar desa kita melebihi dari 50 persen sudah ditetapkan Desa Bersinar. Bahkan kami sangat disupport pak bupati melalui kebijakannya agar desa mengaanggarkan Rp 5 juta untuk anggaran P4GN. Luar biasa kebijakan beliau. Kami apresiasi beliau sangat responsif,”katanya pada jumpa pers dalam rangka HUT ke-7 BNNK Sumbawa, Senin (18/9/23).
Selain program Desa Bersinar , juga ada program nasional yang terlaksana. Yakni program Ketahanan Keluarga dan Remaja Teman Sebaya. Melalui program ini, BNNK fokus pada keluarga. Karena dasar munculnya masalah adalah di keluarga. Kemudian lingkungan teman sebaya.
Untuk intervensi Program nasional tersebut, BNNK dari 31 Desa Bersinar, BNNK Sumbawa telah menunjuk satu desa, yakni Desa Kerato sebagai pilot project.
Beberapa program sudah dilaksanakan mulai dari program pemberdayaan, pencegahan termasuk rehabilitasi dan pemberantasan. Salah satu program unggulan di sana ada pembentukan penggiat P4GN.
“ Kami sudah bentuk 30 anggota masyarakat sebagai perpanjangan tangan BNN maupun Pemdes untuk membantu mengkampanyekan. Kemudian juga kita sudah membentuk ketahanan keluarga melalui pembekalan untuk keluarga. Ada 10 keluarga dengan indikator satu orang tua dan satu anak. Kami mencoba bagaimana melakukan komunikasi. Karena hampir semua permasalahan Narkoba berawal dari keluarga,”jelasnya.
Ending dari kegiatan itu menurutnya adalah bagaimana orangtua memahami anak dan anak mengerti akan orang tua. Ada komunikasi efektif di antara mereka. Nantinya mereka yang sudah mendapat pembekalan bisa menyebarluaskan lagi informasi ke keluarga lain.
Diakuinya program Desa Bersinar cukup efektif. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap desa Bersinar, misalnya Desa Batu Tering , tingkat prevalensinya sangat turun, karena memang tingkat kesadaran hukumnya cukup bagus.
“Masyarakat memahami aspek hukum, kerawanan juga menurun karena banyak aktivitas-aktivitas apalagi didukung oleh Kades Batu Tering yang inovatif. Banyak program pemberdayaan di sana. Kades di sana punya komitmen yang kuat. Begitu ada yang terpapar langsung diusir tanpa memberikan surat pindah. Artinya pemerintah tidak memberikan ruang kepada mereka untuk berkembang. Kades bersama seluruh masyarakat bersepakat untuk mengeluarkan yang bersangkutan dari desa,” jelasnya.(IM)


COMMENTS