SUMBAWA (22 Oktober 2025) – Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, secara resmi membuka kegiatan Pameran Keliling dan Ekspresi Budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Istana Dalam Loka, Sumbawa Besar, Rabu pagi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Museum Negeri NTB, sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa, serta para pemerhati dan pelaku seni budaya lokal. Pameran ini menjadi bagian dari upaya memperkenalkan sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya daerah di tengah arus modernisasi.
Dalam sambutannya, Wabup H. Ansori menyampaikan bahwa melalui kegiatan seperti Pameran Keliling dan Ekspresi Budaya NTB, masyarakat tidak hanya disuguhkan pada karya dan artefak lama, tetapi juga diajak untuk menyalakan kembali kesadaran kolektif bahwa budaya merupakan jati diri dan modal pembangunan yang berkelanjutan.
“Dalam pameran ini, setiap tenunan, ukiran, nyanyian, tarian, dan bentuk ekspresi lain bukan sekadar tontonan, melainkan cerita panjang tentang kerja keras, ketekunan, dan kreativitas masyarakat NTB,” ujar Wabup.
Ia menegaskan bahwa Kabupaten Sumbawa memiliki peran penting dalam mozaik kebudayaan NTB. Identitas Samawa yang berlandaskan falsafah hidup Takit ko Nene Kangila Boat Lenge (takut kepada Tuhan dan malu berbuat keburukan) yang merupakan bentuk nyata dari kearifan lokal yang menata perilaku sosial dan moral masyarakat.
“Nilai itu bukan hanya slogan, tetapi menjadi dasar bagaimana kita bekerja, berkarya, dan membangun daerah. Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa nilai-nilai budaya lokal bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman,” tambahnya.
H. Ansori juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk terus menjaga warisan budaya, baik yang berwujud seperti bangunan, situs, dan artefak, maupun yang tak berwujud seperti bahasa, tradisi, dan kesenian rakyat.
Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Museum Negeri NTB dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB yang telah menggagas kegiatan ini dengan semangat kolaborasi.
“Pameran keliling bukan sekadar agenda rutin, tetapi model pembelajaran kultural yang inklusif. Ketika museum tidak lagi hanya berada di dalam gedung, tetapi hadir langsung di tengah masyarakat, nilai edukatifnya akan jauh lebih kuat,” tutur Wabup.
Menurutnya, langkah konkret seperti ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, di mana budaya tidak hanya dipelajari, tetapi juga dihayati dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyoroti pentingnya menghadirkan ruang dan narasi budaya lokal bagi generasi muda agar tidak tergerus oleh arus globalisasi.
“Kegiatan seperti ini menjadi inspirasi bahwa mencintai budaya bukan berarti menolak modernitas, melainkan menjadikan budaya sebagai kompas moral dan identitas dalam arus perubahan global,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Museum Negeri NTB, Dr. Ahmad Nuralam, SH., MH., dalam sambutannya memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Museum Daerah Sumbawa atas kerja keras dan dedikasinya dalam menjaga warisan budaya. Ia menyebut, Museum Sumbawa telah mendapatkan apresiasi di level internasional, yang menunjukkan betapa kayanya peradaban dan sejarah masyarakat Sumbawa.
“Ke depan, Museum NTB akan lebih banyak menampilkan kearifan budaya Sumbawa dalam berbagai kegiatan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat memperkaya khasanah budaya daerah sekaligus mempererat semangat kebersamaan dalam menjaga warisan leluhur,” ujarnya.(IM)
COMMENTS