HomePemerintahan

Penempatan Guru P3K Tidak Ideal, Pemkab Sumbawa Ajukan Usulan Perbaikan

Penempatan Guru P3K Tidak Ideal, Pemkab Sumbawa Ajukan Usulan Perbaikan

TP PKK Desa Lenangguar Gelar Monitoring dan Evaluasi Kader BKB
Sertijab Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa : Estafet Kepemimpinan Menuju Sumbawa Unggul, Maju, dan Sejahtera
Bupati : Perpres 55 Tahun 2022, Peluang Daerah untuk Meningkatkan PAD

MATARAM (21 Oktober 2025)– Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, menghadiri Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pendidikan Dasar, Menengah, dan Non-Formal se-Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang berlangsung di Ruang Rapat PT. Bank NTB Syariah, Mataram, Selasa pagi.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat ini turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, para bupati/wali kota se-NTB, serta kepala perangkat daerah yang membidangi pendidikan. Agenda utama pertemuan tersebut membahas sinkronisasi kebijakan dan program strategis di bidang pendidikan, guna memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di seluruh wilayah NTB.

Selain itu, rapat juga menyoroti tantangan infrastruktur pendidikan di berbagai kabupaten/kota di NTB yang masih belum memadai, baik dari segi sarana prasarana maupun pemerataan tenaga pendidik.

Dalam kesempatan tersebut, Wabup H. Ansori menyampaikan sejumlah persoalan dan usulan yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Sumbawa.

“Ada dua poin utama yang kami sampaikan kepada Bapak Menteri terkait permasalahan pendidikan di Kabupaten Sumbawa. Pertama, mengenai kondisi fisik gedung sekolah, dan kedua terkait dengan penataan serta kesejahteraan tenaga guru, khususnya guru P3K,” ungkapnya.

Terkait infrastruktur pendidikan, H. Ansori menjelaskan bahwa secara kuantitas jumlah gedung sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP sudah mencukupi, bahkan di beberapa wilayah terdapat sekolah yang kekurangan peserta didik sehingga perlu dipertimbangkan opsi penggabungan sekolah. Namun demikian, secara kualitas dan kondisi fisik, masih banyak sekolah yang belum layak digunakan.

“Gedung sekolah kami memang cukup banyak, tetapi masih banyak yang belum memadai. Ada sekolah yang belum memiliki plafon, tidak memiliki jendela, dan membutuhkan perbaikan serius,” ujarnya.

Sementara itu, dalam hal tenaga pendidik, H. Ansori menyoroti persoalan penempatan guru P3K yang jaraknya jauh dari domisili. Saat ini, tercatat hampir 3.000 tenaga P3K di Kabupaten Sumbawa, dan sebagian besar merupakan guru.

“Banyak guru P3K yang ditempatkan jauh dari tempat tinggalnya. Akibatnya, mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam atau bahkan pindah domisili. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar pendapatan mereka terserap untuk biaya transportasi dan hidup di tempat tugas,” jelasnya.

Oleh karena itu, Wabup H. Ansori mengusulkan agar pemerintah pusat memberikan fleksibilitas dalam aturan mutasi atau perpindahan guru P3K sebelum masa kerja lima tahun.

“Tujuan pemerintah mengangkat P3K adalah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Namun jika kondisinya seperti ini, kami sangat prihatin. Kami berharap pemerintah pusat dapat memberikan ruang kebijakan agar penataan tenaga pendidik bisa dilakukan lebih baik oleh daerah, sehingga kesejahteraan guru benar-benar terwujud dalam upaya mencerdaskan anak bangsa,” pungkasnya.(IM)

Spread the love

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: