HomePemerintahan

Jepang Bidik Sumbawa Jadi Pusat Peternakan Sapi Terintegrasi

Jepang Bidik Sumbawa Jadi Pusat Peternakan Sapi Terintegrasi

UPT Musuem Gelar Pameran Temporer
Bupati Ajak Masyarakat Berperan Aktif Sukseskan Imunisasi
Bupati Ajak Semua Pihak Berkolaborasi Berantas Narkoba

Sumbawa, 25 September 2025 — Kabupaten Sumbawa berpotensi besar menjadi pusat pengembangan peternakan sapi terintegrasi di Indonesia. Hal ini mengemuka saat kunjungan delegasi Japan International Cooperation Agency (JICA) bersama investor Jepang yang diterima langsung oleh Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, bersama Forkopimda dan OPD terkait di Ruang Rapat H. Hasan Usman, Kantor Bupati Sumbawa.

Dalam sambutannya, Bupati Jarot menegaskan bahwa Sumbawa adalah kabupaten dengan lahan terluas di NTB dan menyimpan potensi besar bagi pengembangan peternakan. Namun, masih ada sejumlah kendala mendasar seperti keterbatasan pakan, air, serta infrastruktur pendukung modern.

“Masyarakat kita umumnya hanya mampu memelihara 3–4 ekor sapi karena keterbatasan pakan dan lahan. Sementara, model semi modern seperti yang dikelola Pak Mukhlis di Labangka membutuhkan modal besar,” ungkap Bupati.

Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Labangka menjadi titik perhatian, karena lahan pemerintah ini direncanakan untuk program peternakan berkelanjutan berbasis integrasi lahan pakan, kandang, dan manajemen modern.

Selain itu, Pemkab juga tengah mengusulkan pembangunan Bendungan Labangka Komplek senilai Rp 2,1 triliun untuk mendukung irigasi dan keberlanjutan peternakan. Meski demikian, saat ini pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo masih memprioritaskan pembangunan jaringan irigasi.

Kendala Peternak Lokal

Sejumlah persoalan utama yang dihadapi peternak sapi Sumbawa antara lain:

1. Sulitnya pakan dan harga jual sapi yang tidak sebanding.

2. Akses pasar terbatas, sebagian besar hanya dijual lokal.

3. Populasi ternak menurun meski lahan luas.

4. Tidak adanya fasilitas cool storage dan pengemasan modern.

Padahal, kebutuhan daging di NTB terus meningkat, terutama untuk hotel berbintang dan perusahaan tambang, yang selama ini masih bergantung pada impor daging dari Australia.

Investor Jepang Tawarkan Solusi

Pihak JICA menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari 85 program kerja sama Jepang di Indonesia, dengan peternakan sapi sebagai proyek ke-9. Dari 2.000 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia, kini sebagian mulai melirik sektor pangan dan hilirisasi.

“Kami membawa empat perusahaan Jepang, ditambah sebelas perusahaan besar lainnya yang tertarik pada tema peternakan. Kami ingin berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan Indonesia,” ujar perwakilan JICA.

Salah satu perusahaan, PT Takakita, memaparkan inovasi mesin pengolahan pakan berbasis traktor yang mampu mengubah tongkol jagung menjadi pakan sapi. Teknologi ini dinilai cocok dengan kondisi Sumbawa yang merupakan sentra jagung nasional.

Potensi Besar Sumbawa

Berdasarkan data Bappeda, Sumbawa memiliki kontribusi signifikan bagi perekonomian NTB:

Jagung: 46%

Udang: 72,92%

Rumput Laut: 67,54%

Kopi: 42,27%

Sapi Hidup: 29,97%

Jika potensi ini dioptimalkan, sektor peternakan sapi sendiri diproyeksikan mampu menyumbang hingga Rp 20,97 miliar PAD per tahun.

Optimisme Pemerintah Daerah

Dengan dukungan teknologi dan investasi Jepang, Pemkab Sumbawa optimis konsep peternakan sapi terintegrasi akan segera terwujud. Program ini diharapkan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor daging.

“Sumbawa punya lahan luas dan tenaga kerja yang banyak. Jika ada integrasi manajemen modern dengan dukungan Jepang, kami optimis Sumbawa bisa jadi pusat suplai daging sapi nasional,” pungkas Bupati Jarot. (IM)

Spread the love

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!